Hadi Wahono
Gaetano Mosca, lahir pada tanggal 1 April 1858 dan meninggal dunia pada tanggal 8 November 1941, adalah seorang ahli sosiologi, pemikir politik, pejabat publik dan jurnalis dari Itali. Pada tahun 1881 dia lulus sebagai sarjana hukum. Tahun 1887 dia pindah ke Roma dan menjadi editor catatan sidang Chamber Of Deputies Itali.
Sebagai ahli politik, dia
berkecimpung sebagai pengajar khususnya sebagai profesor hukum tatanegara
(Constitutional Law) pada berbagai universitas di Itali ((Pada tahun 1896 dia menjadi pengajar
Hukum Konstitusi pada Universitas Turin, dan pada tahun 1924 dia menjadi
pengajar Hukum Publik pada Universitas Roma). Mosca menjadi terkenal karena teorinya
mengenai kelas penguasa (ruling class). Seperti orang sejamannya, Pareto, dia menerapkan
pada ilmu sosial metode empiris yang mirip ilmu fisika. Dia menolak penafsiran
monistik (penyebab tunggal) dari sejarah yang mencoba untuk melacak semua
perkembangan sejarah pada satu penyebab saja, baik itu iklim, ras, atau faktor
ekonomi. Menurut Mosca, sejarah merupakan subyek yang disebabkan oleh penyebab (faktor)
yang pluralistik; beberapa pengaruh, secara terus menerus berinteraksi,
membentuk perkembangan sejarah. Hal itu termasuk iklim, geografi, biologi,
tehnik, ekonomi, intelektual dan faktor-faktor yang lain.
Berdasarkan hasi kajiannya,
khususnya kajian atas sejarah, Mosca mendapati bahwa semua masyarakat dapat
dibagi kedalam kelas atau kelompok penguasa dan kelas atau kelompok yang
dikuasai. Pembagian ini juga dapat dikenali dibawah naungan lembaga-lembaga
demokrasi. Gejala fundamental dari kehidupan politik adalah kekuasaan minoritas
atas mayoritas, bukannya sebaliknya. Pemilihan tidak mengubah posisi, karena
minoritas mengorganisir pemilihan, mengajukan calon dan mempengaruhi massa. Karena
itu, bagi Mosca, sesungguhnya hanya ada satu bentuk pemerintahan, yaitu
Oligarki (meskipun berbaju demokrasi).
Kelas penguasa, yang
jumlahnya lebih sedikit memegang semua fungsi politik, memonopoli kekuasaan dan
menikmati keuntungan-keuntungan yang didapatnya dari kekuasaan. Sementara kelas
yang kedua, yaitu kelas yang dikuasai, yang jumlahnya lebih besar, diatur dan
dikontrol oleh kelas penguasa, dengan cara yang saat ini dipandang kurang lebih
legal, terwakili, dan mensuplai kebutuhan kelas penguasa, paling tidak pada
saat kemunculannya, dengan instrumen-instrumen yang penting bagi vitalitas
organisme politik. Menurut Mosca, semakin besar suatu masyarakat politik, akan
semakin kecil kesempatan dan proporsi mereka yang diperintah untuk mengatur
mereka yang memerintah, dan semakin sulit bagi mayoritas untuk mengorganisir
reaksi mereka terhadap kelompok minoritas tersebut.
Yang membedakan sedikit
orang yang menduduki posisi sebagai elite dari massa adalah bahwa elite
mempunyai kemampuan yang lebih dari pada massa. Mereka adalah orang-orang
superior. Menurut Mosca ada empat faktor yang menjadi dasar sosial dari
kekuasaan suatu kelas, yaitu kekayaan, kelahiran, kemampuan militer, dan
pengetahuan. Kekayaan telah menjadi karcis untuk memasuki kelas penguasa baik
didalam oligrarki Yunani kuno dan didalam masyarakat barat modern yang
merupakan masyarakat kapitalis. Kelahiran, dalam arti status yang diwarisi
memberi akses pada lingkaran kelas penguasa, terutama masyarakat dengan
hierarkhi yang tertutup oleh aristokrasi yang turun-temurun. Namun demikian,
kelahiran juga menjadi karcis yang memberi akses pada lingkaran kelas penguasa
pada masyarakat yang demokratis sekalipun.
Dalam kondisi kekacauan,
sebagaimana pada waktu setelah kejatuhan kekaisaran Romawi di abad kelima,
kemampuan militer dapat menjadi kekuatan sosial utama. Pemimpin dengan
sekelompok pengikut bersenjata mampu untuk mendominasi sejumlah besar rakyat
yang lemah dan rentan. Ketika hubungan demikian ini menjadi tetap, ini dapat
mengikuti jalan perbudakan dan ke-vasalan, sebagaimana didalam feodalisme Eropa
abad pertengahan. Pada masa itu, bangsawan militer adalah kelas penguasa.
Pada akhirnya, pengetahuan
yang dimengerti sebagai pemilikan beberapa tehnik atau, yang lebih umum,
keunggulan dalam beberapa adat dan pengetahuan moral atau keagamaan dapat juga
menjadi pengesah dari posisi sebagai kelas penguasa. Walaupun pengetahuan
demikian mungkin tampak bersifat mitologi atau takhyul, tetapi apa yang penting
bukanlah kenyataannya, tetapi adalah bagaimana masyarakat tertentu
memandangnya. Sebagai contoh, untuk menjadi pejabat kekaisaran China, seseorang
harus lulus ujian mengenai tulisan dari orang suci Confucius dan muridnya yang
utama. Mereka yang lulus disebut sebagai Mandarin dan menguasai urusan
kekaisaran China untuk beberapa abad.
Mosca sangat sadar bahwa
kekuatan kekayaan, kelahiran, kekuatan militer, dan pengetahuan tidaklah
eksklusif. Kekayaan kadang-kadang dapat membeli kekuatan militer, dan masuk
kedalam aristokrasi penguasa, atau orang kaya bisa tidak bekerja dan menggunakan
waktu luangnya untuk memasuki pendidikan dalam jangka panjang untuk memperoleh
pengetahuan yang demikian dihargai didalam masyarakat tertentu. Selain itu,
Mosca seringkali menunjukkan bahwa semua kelas penguasa cenderung menjadi
tertutup dan diwariskan dan mengalihkan kekuasaan dari orang tua kepada
anaknya. Karena itu, kelas penguasa tertentu sesungguhnya dapat menggabungkan
beberapa atau semua keempat-empat kekuatan sosial utama tersebut. Hal ini akan
lebih mungkin, tentu saja, dalam masa perubahan sosial yang cepat.
Kelas penguasa menentukan
sifat masyarakat; sejarah dari masyarakat adalah sejarah dari kelas penguasa.
Penerimaan kedalam kelas penguasa adalah tujuan dari perjuangan universal dari
keutamaan yang berlangsung dalam masyarakat manusia, dimana bagi manusia
perjuangan demikian lebih penting dari pada semata-mata berjuang untuk hidup.
Kualitas, seperti kebaikan, idealisme dan altruisme (mementingkan masyarakat)
tidak memajukan peningkatan politik, tetapi lebih merupakan hambatan; kualitas
sebaliknya malah lebih berguna. Berbagai-bagai bagian dari strata penguasa
mewakili kekuatan-kekuatan sosial, seperti pertanian, industri, tehnik,
keagamaan, ilmu pengetahuan, militer, perdagangan, dan sebagainya, dan
komposisi elit atau kelas penguasa berubah dengan berubahnya berbagai faktor
sosial yang berlaku.
Menurut Mosca, kelas
penguasa membutuhkan formula politik, dimana dengan bantuan formula tersebut
mereka memerintah. Formula ini, secara fundamental sesungguhnya irrasional,
walaupun seringkali disajikan didalam bentuk pseudo-logis. Formula tersebut
berfungsi untuk membenarkan kekuasaan dari elit dan struktur masyarakat yang
dia kuasai. Sebagai contoh adalah raja dengan keagungan Tuhan, hukum alam,
kedaulatan rakyat, prinsip-prinsip kepemimpinan, diktator proletariat, ras, dan
sebagainya. Semua program-program politik berada dibawah dan tidak memiliki
arti apa-apa, yang mempunyai arti hanyalah formula politik. Umat manusia
membutuhkan berbagai formula, dan keberadaan berbagai formula tersebut tak
terhindarkan bagi bertautnya masyarakat. Kadang-kadang terjadi bahwa suatu masyarakat
harus menolak terhadap kepalsuan dari formula-formula dengan menggunakan
anlisis rasionalis. Tetapi penolakan tersebut akan membawanya kembali pada
formula lain dalam bentuk yang berbeda, tetapi yang mempunyai inti yang sama,
yaitu keabsahan kelas penguasa (mungkin yang baru) dan keabsahan struktur
sosial yang (mungkin) baru.
Kelas penguasa mungkin
menggunakan kekuasaannya baik didalam cara otokratis atau liberal; juga
rekruitmen kedalam kelas penguasa mungkin mengikuti baik prinsip-prinsip
aristokratik atau prinsip-prinsip demokratis (tetapi hasilnya akan sama saja).
Pada kenyataannya, berbagai kebijakan kelas penguasa, meskipun sesungguhnya
untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri, tetapi selalu dirumuskan dan
dikemukakan dalam bentuk sebaliknya, seolah-oleh sebagai kepentingan massa.
Perumusan demikian dimaksudkan untuk memberikan kepuasan moral dan hukum bagi
kepentingan yang dikemas didalamnya.
Mosca menolak utopia
politik dan juga menolak perjuangan bagi keadilan absolut; manusia lebih
cenderung jelek, bukannya baik, dan semua yang dapat dicapai hanyalah keadilan
relatif. Karena itu, pertahanan hukum atas individu, yang dikodifikasi didalam
kebebasan warganegara menjadi sangat penting, dan dari pernyataan ini,
pernyataan kebebasas berpendapat menjadi masalah paling penting. Semakin tinggi
kebebasan dasar dikembangkan, semakin tinggi juga tingkat peradaban didalam
masyarakat tertentu. Karena itu Mosca, yang memulai dari dugaan-dugaan realis
dan skeptis, tiba pada penguatan demokrasi. Dalam hal ini dia berbeda secara
diametral dengan Pareto, orang sejamannya yang juga salah satu tokoh teori elit
(Ini merupakan alasan mengapa Mosca hanya sedikit disinggung oleh fasis Itali,
walaupun dia juga dipanggil ke Senat sebagai kehormatan).
Sebagaimana Pareto, Mosca
juga percaya pada terori pergantian elit. Karena karekteristik yang membedakan
elit adalah kecakapan untuk memimpin dan menjalankan kontrol politik, sekali
kelas yang memerintah tersebut kehilangan kecakapannya dan orang-orang diluar
kelas tersebut menunjukkan kecakapan yang lebih baik, maka terdapat segala
kemungkinan bahwa kelas yang berkuasa akan dijatuhkan dan digantikan oleh kelas
penguasa yang baru. Mosca percaya pada sejenis hukum yang mengatakan bahwa
dalam hal elit yang berkuasa tidak lagi mampu memberikan layanan-layanan yang
diperlukan oleh massa, atau layanan yang diberikannya dianggap tidak lagi
bernilai, atau muncul agama, atau ideologi, atau formula baru, atau terjadi
perubahan pada kekuatan-kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat, maka
perubahan adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Menurut Mosca, rumusan
kepentingan dan cita-cita baru yang menimbulkan persoalan baru, misalnya, akan
semakin mempercepat pergantian elit.
Mosca juga memperkenalkan
konsep “sub elit” yang pada prakteknya berisikan seluruh kelas menengah baru
dan para pegawai sipil, para manajer insdustri, ilmuwan dan mahasiswa serta
menganggapnya sebagai elemen vital dalam mengatur masyarakat. Stabilitas
organisme politik apapun, tulis Mosca, tergantung pada tingkat moralitas,
kepandaian dan aktivitas yang diusahakan oleh lapisan kedua ini.
Kekuasaan dapat di kendalikan
hanya oleh kekuasaan. Karena itu harus ada beberapa kekuasaan didalam
masyarakat yang saling mengimbangi satu sama lain, sebagai contoh, beberapa
kelas, partai, dan faktor-faktor konstitusi. Kebebasan adalah puncak dari
perjuangan dan perbedaan, bukannya persatuan dan harmoni. Dimana hanya ada satu
kelas, partai, atau faktor politik, tak
ada kebebasan. Kebebasan bersandar pada perbedaan, yang dibarengi dengan
keseimbangan. Juga prinsip-prinsip otokratis dan liberal, aristokratik dan
demokratis, harus diseimbangkan pada garis menengah (middle line). Mosca lebih
menyukai suatu masyarakat yang dinamis dan berubah melalui persuasi. Dia juga
menyarankan agar elit yang memerintah secara bertahap mengadakan perubahan
dalam sistem politik agar sistem tersebut dapat menyesuaikan dengan perubahan
yang dikehendaki masyarakat. Mosca adalah orang yang tidak senang dengan
demokrasi, walaupun dia bukan seorang fasis. Namun demikian, setelah berkarya
selama hidup untuk mengkritik dasar teoritis dari sistem demokrasi dan
parlementer, Mosca memahami didalam tahun 1923 bahwa pemerintahan demokrasi
besar dari abad kesembilan belas mewakili tingkat yang paling tinggi dari
kebebasan umat manusia dan karena itu berkat sistem demokrasi, peradaban sejauh
ini tercapai. Namun demikian, baginya, bahwa pada masa ini demokrasi abad
kesembilan belas telah berakhir dengan Perang Dunia I dan sekarang menjadi
digantikan oleh masa penghancuran kebebasan dan kejatuhan dari peradaban.
Semenjak demokrasi hanya mewakili kepentingan dari kelompok mayoritas yang
lemah, hal ini akan berbahaya bagi kebebasan. Karena itu, Mosca lebih menyukai
pemerintahan konstitusional, yang menteri kabinetnya bertanggung jawab kepada
kepala negara. Menurut dia ini adalah sistem yang paling baik dibumi, karena membantu
tumbuhnya kebebasan secara maksimal.